Saturday, 28 November 2020

Sajak Miss Gulajawa : SEBAB KAU MENCINTAIKU

Sungguh... jika seandainya kau berfikir aku cantik,
Maka kau salah besar,
Karena aku tak secantik yang kau bayangkan,

Sungguh... jika kau berfikir bahwa aku pandai,
Lagi-lagi kau salah besar,
Karena aku tak sepandai yang kau fikirkan,

Sungguh... jika seandainya kau masih berfikir bahwa aku setara dengan standar mendekati sempurna,
Ku katakan lagi bahwa kau salah besar,
Karena aku bahkan masih banyak mengalami kebingungan saat aku mengalami banyak hal buruk,
Hingga membuatku kesulitan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,

Namun jika kau masih berharap aku tetap mau mencintaimu,
Maka kau harus terima segala kekuranganku terlebih dahulu,

Kulakukan ini agar kau tak kecewa, tak resah, tak kan tiba-tiba berfikir bahwa kau telah salah memilihku,

Kau harus temukan hal-hal yang menyebabkan kau bisa mencintaiku,
Bukan dari kecantikan, kepandaian, kekayaan

Sungguh jika kau mau menjadikan ini sebab kau akan mencintaiku,

Maka akan ku katakan padamu sesuatu itu,

Ia adalah ketulusan.
Kan ku janjikan sebuah ketulusan untuk mencintaimu juga sebagaimana ini kujadikan sebuah alasan untuk menerimamu,

Alasan yang cukup untuk menjadi dasar rangkaian-rangkaian mimpi indah dan cita-cita mulia,

Untuk bersama-sama membangun cinta atas dasar agama islam yang selama ini kita jalankan hakikat keislaman itu,

The Reason for loving me,,


@innainjana

Friday, 1 May 2020

Dimash Kudaibergen-Across Endless Dimensions (Lirik+Terjemah Indonesia)

ACROSS ENDLESS DIMENSIONS
(Melewati dimensi tak berujung)

Sad eyes lost
(Mata sedih kehilangan)

Into the dark
(Masuk dalam kegelapan)

I miss to tears
(Aku larut dalam tangisan)

The source of my creation
(Sumber dari segala ciptaanku)

My soul free
(Jiwaku terbebas)

From space and time
(Dari ruang dan waktu)

Ready to ride across
(Bersiap untuk mengarungi)

Endless Dimensions
(Dimensi yang tak berujung)


So fly me high
(Maka terbangkan ku yg tinggi)

And hold me tight
(Dan pegang erat diriku)

From empty days
(Dari hari-hari yang kosong)

To light
(Menuju ke cahaya)

Show me stars
(Tunjukkan padaku bintang-bintang)

Oceans of love
(Lautan cinta)

Show me the way
(Tunjukkan padaku jalan)

To reach the core of my life
(Untuk mencapai titik kehidupanku)

So fly me high
(Maka terbangkanku yang tinggi)

And hold me tight
(Dan pegang erat diriku)

From empty deserts
(Dari gurun-gurun yang kosong)

To light
(Menuju ke cahaya)

Take me home
(Bawa aku pulang)

Back to my soul
(Kembali pada jiwaku)

Give me gold wings
(Berikan aku sayap-sayap emas)

So I can touch the sky
(Hingga aku bisa menyentuh langit)

Tuesday, 21 April 2020

Soal Simulasi Digital - SMK Kanzul Lughoh Al Faqih Selo

Soal Simulasi Digital - SMK Kanzul Lughoh Al Faqih Selo
Dibawah ini fungsi Google+, kecuali…
a. Memperbaiki SEO sebuah blog/website
b. Membingungkan pengguna
c. Meningkatkan minat pengunjung blog dengan Rich Snippet
d. Membantu meningkatkan SERP

Dibawah ini keunggulan Google+, kecuali…
a. Dapat menambahkan teman tanpa batas
b. Update status sampai puas
c. Akses lebih berat
d. Membuat grup yang tak terbatas

Dibawah ini dampak positif Google+, kecuali…
a. Meningkatnya follower/circle akun Google+
b. Konten yang dibuat terpengaruh baik secara langsung/tidak langsung
c. Menurunnya jumlah follower/circleakun Google+
d. Potensi viralitas yang tinggi (daya share)

Google dikembangkan dengan nama proyek…
a. Apranet c. Dafranet
b. Emerald sea d. Sapranet

Apa fungsi Hangouts…
a. Jalan-jalan ke luar negeri
b. Bermain game
c. Komentar
d. Menghidupkan percakapan dengan sesame pengguna Google+

Dibawah ini contoh peralatan yang menggunakan digital, kecuali…
a. Kalkulator c. HP
b. Radio Tape d. Komputer

Teks di akhir video/film dan biasanya berjalan disebut…
a. Credit c. Title
b. Effect d.Publish

Untuk memotong video atau music, tool yang digunakan adalah…
a. Title c. Effect
b. Transition d. Split

Untuk merekam aktifitas di layar penuh,caranya pilih…
a. Record c. Fullscreen
b. Halfscreen d. Audio

High camera angle adalah…
a. Pengambilan gambar dari dagu sampai kepala
b. Pengambilan gambar dari atas tanah
c. Pengambilan gambar dari atas kepala
d. Pengambilan gambar dari atas mata

Blogger adalah salah satulayanan web milik…
a. Facebook c. Twitter
b. Google d. Instagram

Dibawah ini jenis-jenis video, kecuali…
a. Video documenter
b. Video berita
c. Video permainan
d. Video Pembelajaran

Komunikasi Daring dibedakan menjadi dua, yaitu…
a. Komunikasi Syncrounus dan asyncrounus
b. Komunikasi jarak jauh dan jarak dekat
c. Komunikasi Online dan Offline
d. Komunikasi tatap muka dan dunia maya

Untuk login ke akun google, caranya dengan memasukkan…
a. Nama dan nomor HP
b. Email dan username
c. Nomor Hp dan password
d. Email dan Password

Untuk menulis email kepada orang lain, caranya klik…
a. Draft c. Sent
b. Write d. Compose

Google drive adalah layanan google untuk…
a. Untuk mengirim email
b. Untuk meng-upload file secara online
c. Untuk mendapatkan uang dari internet
d. Untuk mengekspresikan ide dan pikiran kita ke internet

Fasilitas milik google untuk mengupload dan mempublikasikan video adalah…
a. Vidmate c. Google drive
b. Youtube d. Video maker

Untuk membuat animasi slide pada powerpoint, langkahnya adalah…
a. Animation – slide
b. Animation – pilih animasi
c. Insert – animation – ok
d. Home – Insert – Animation

Aplikasi presentasi adalah…
a. Microsoft Word
b. Microsoft Powerpoint
c. Microsoft Excel
d. Microsoft Publisher

Dibawah ini merupakan layanan email, kecuali…
a. Bing c. Gmail
b.Yahoo d. Outlook

SOAL Sistem Komputer - SMK kanzul Lughoh Al Faqih Selo

Jaringan elemen-elemen yang saling berhubungan berbentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu tujuan pokok disebut…
a. Komputer c. Software
b. CPU    d. System

Komputer dapat melakukan operasi paling cepat dengan menggunakan satuan …
a. Millisecond c. Microsecond
b. Picosecond d. Gigasecond

Satuan pada memori komputer dinyatakan dalam…
a. Bit c. Byte
b. Second d. Km/h

Yang termasuk elemen-elemen pendukung dari sistem komputer adalah…
a. Hardware, Software, Brainware
b. Harddisk, Flashdisk, Floppy disk
c. Hardware, Software, Flashdisk
d. Brainware, Hardware, Harddisk

Dibawah ini yang termasuk perangkat masukan adalah, kecuali…
a. Keyborad, Mouse, Monitor
b. Speaker, Scanner, Printer
c. Keyboard, CPU, Monitor
d. Keybord, Mouse, Barcode

Suatu cara untuk mewakili besaran dari satuan sistem fisik disebut…
a. Sistem c. Sistem Komputer
b. Sistem Bilangan d. Sistem Base

Dibawah ini yang bukan termasuk simbol relasi logik adalah…
a. <>, = dan > c. <, = dan <>
b. >,= dan => d. <=, = dan <

Berikut iniyang termasuk ke dalam 3 tahapan dasar pengolah data adalah…
a. Input, proses, output
b. ALU, output, memori
C. Input, ALU, Memori
d. Input, proses, memori

Dasar dari operasi aritmatika adalah…
Pengkuadratan dan perpangkatan
Penjumlahan dan pembagian
Penjumlahan dan pengurangan
Pengurangan dan pembagian
Kepanjangan dari BCD adalah…
a. Binary Coded Decimal
b. Binary Coded Destination
c. Binary Carry Destination
d. Binary Carry Decimal

Salah satu contoh dari IC TTL adalah…
a. Kalkulator c. Memori
b. Mouse d. Monitor

Kepanjangan dari TTL adalah…
a. Transmition – Transistor Logic
b. Transmition – Transmition Logic
c. Transistor – Transistor Logic
d. Transistor –Transmition Logic

Rangkaian – rangkaian apa saja yang di pelajari dalam sistem komputer…
a. Multiplexer,Decoder,Flip-Flop, Counter
b. Multitester, Decoder, Flip- Flop, Counter
c. Multitasking, Decoder, Flip- Flop, Counter
d. Multilevel, Decoder, Flip- Flop, Counter

Fungsi dari Decoder adalah…
a. Mengamankan suatu kode tertentu
b. Mengidentifikasi aau mengenali suatu kode tertentu
c. Menyampaikan suatu kode tertentu
d. Menutup suatu kode tertentu

Kebalikan dari proses Decoder dimana suatu pengkode memiliki sejumlah masukan dinamakan…
a. Decoder c. Multiplexer
b. Encoder d. Flip-Flop

Alat / rangkaian digital yang berfungsi menghitung atau mencacah banyaknya denyut jam sistem atau juga berfungsi sebagai pembagi Frekuensi disebut...
a. Flip-flop c. Counter
b. Register d. Decoder

Konversi bilangan adalah…
a. Suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik
b. Suatu sistem yang hanya bias dioperasikan dengan bilangan
c. Suatu bilangan yang mengendalikan sistem
d. Suatu proses dimana satu sistem bilangan dengan basis tertentu akan dijadikan bilangan dengan basis yang lain

Apa yang dimaksud sitem bilangan?
a. Suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik
b. Logika di komputer diwakili oleh bentuk elemen dua
c. Sistem yang menggunakan 10 macam simbol
d. Bentuk nilai berupa integer decimal atau pecahan

Pecahan decimal adalah…
a. Nilai decimal yang mengandung nilai pecahan dibelakang koma
b. Nilai untuk masing-masing digit bilangan
c.Nilai decimal yang bulat
d.  Bilangan yang menggunakan 10 macam simbol

Sistem bilangan yang menggunakan 16 macam simbol bilangan berbasis 8 digit angka adalah…
a. Sistem Bilangan Biner
b. Sistem Bilangan Decimal
c. Sistem Bilangan Oktadecimal
d. Sistem Bilangan Hexadecimal

Friday, 10 April 2020

Naskah Drama : Keteguhan Hati Siti Masyithoh

NASKAH DRAMA

“ KETEGUHAN HATI SITI MASYITHOH”

Ditulis Oleh :
INAYATUL JANNAH, S.Pd.

IDE CERITA DAN SINOPSIS

Ide cerita :
Kisah ini diambil dari zaman Kerajaan Raja Fir’aun tentang keteguhan hati seorang hamba Allah yaitu Siti Masithoh yang tetap teguh memegang agamanya (Islam) meski banyak rintangan dan cobaan dalam mempertahankan agamanya. Ia dan keluarganya rela mempertahankan agamanya meski nyawa menjadi taruhannya di masa kerajaan Raja Fir’aun yang terkenal kejam.



Sinopsis :
Alkisah ada seorang raja yang kejam yaitu Raja Fir’aun yang berkuasa dan menganggap bahwa dirinya adalah Seorang Tuhan. Raja Fir’aun menyuruh semua orang agar menyembah dirinya. Jika ada yang tidak patuh, maka Raja Fir’aun tidak akan segan menyuruh algojo kerajaan untuk menghukum mati orang tersebut tanpa terkecuali. Raja Fir’aun terkenal sebagai Raja yang sangat kejam. Namun di samping itu masih ada seorang hamba Allah yang bernama Siti Masithoh seorang tukang sisir Putri Raja Fir’aun. Siti Masyithoh memiliki keteguhan iman untuk terus berdiri di jalan Allah. Siti Masyithoh yang pada masa itu setia mengikuti ajaran nabi Musa As. telah rela mengorbankan nyawanya dan keluarganya hanya demi mempertahankan imannya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT.





PEMERAN DAN KARAKTER SITI MASYITHOH
Pemeran dan karakter :
M.Ainur Rifai ( sebagai Raja Fir’aun
Karakter : Kejam, keras, sombong, merasa berkuasa
Faqih Zabaruddin ( sebagai Haman (Menteri Kerajaaan)
Karakter : Patuh kepada Sang Raja
Ahmad Ali Ichwan( sebagai (Pengawal 1)
Karakter : Garang, patuh
M.Mufid ( sebagai (Pengawal 2)
Karakter : Garang, patuh
Zainal Arifin( sebagai (Algojo Kerajaan)
Karakter : patuh, kejam, garang
Inasiroh( sebagai Siti Masyithoh
Karakter : ramah, baik hati, pemberani
Lilik Sinta L. ( sebagai Putri Raja Fir’aun
Karakter : kasar, sombong, suka menyuruh, suka mengadu
Firdausi Vocania ( sebagai (Dayang 1)
Karakter : patuh, bertugas membawa kipas Puteri
Anita Nur Aini( sebagai (Dayang 2)
Karakter : patuh, bertugas membawa minuman
Winda Safitri(  sebagai (Dayang 3)
Karakter : patuh, bertugas membawa makanan Puteri
M.Imam Hanafy ( sebagai (Suami Siti Masyithoh)
Karakter : pandai, sholeh, patuh terhadap orangtua
Idhalia Muflikhah ( sebagai (Anak Siti Masithoh 1)
Karakter : sholehah, pandai, patuh terhadap orangtua
Indah Rizqiana(sebagai (Anak Siti Masithoh 2)
Karakter : sholehah, pandai, pemberani, patuh terhadap orangtua


PROLOG

Narator :
Alkisah di Kerajaan Fir’aun… Matahari telah sepenggalah tingginya. Roda kehidupan mulai menggeliat bangun. Para budak belian kembali bekerja, sementara tuan-tuan mereka mengayunkan cemetinya jika pekerjaan mereka lambat, atau tidak berkenan dihatinya. Jerit kesakitan terdengar menyayat dikejauhan sana. Raja Fir’aun didalam kerajaan tengah duduk di singgasana bersama Menteri kerajaan beserta para pengawal kepercayaan Raja Fir’aun. Sementara itu, putri Fir’aun bersama dayang-dayang sedang asyik menghibur diri. Mereka menyanyi dan menari bersama. Tak ada rasa sedih dihati mereka. Masa perbudakan mencapai puncaknya.

BAGIAN 1
DI KERAJAAN
(Raja Fir’aun di singgasana sedang memerintahkan para pengawal agar mengawasi rakyatnya untuk selalu menyembah Raja Fir’aun)

Raja Fir’aun : “Wahai rakyatku, inilah aku Fir’aun. Raja yang wajib untuk kalian sembah. Akulah sang penguasa dunia ini, hahaha… Aku punya kerajaan dan wilayah kekuasaan yang besar. Jangan sampai kalian menyembah selain aku. Bagi siapa yang berani melawanku, aku tidak akan segan menyuruh algojo kerajaanku untuk menghukum mereka yang berani menentangku. Wahai Menteri, bagaimana keadaan para pekerja? Apakah meraka melakukannya dengan benar?”

Menteri : “Wahai Yang Mulia Raja Fir’aun…hamba sudah menyuruh para pengawal budak untuk mengawasi mereka. Mereka juga tidak akan segan memecuti para budak jika mereka tidak melakukan pekerjaan dengan benar.”

Raja Fir’aun : “Bagus…lanjutkan!!” Hei Pengawal… bagaimana pekerjaan kalian? Apa ada yang ingin kalian laporkan?”

Pengawal 1 & 2 : “Sembah tuanku Raja Fir’aun (sambil berlutut memberi hormat)

Pengawal 1 : “Keadaan dikerajaan aman terkendali Wahai Tuanku”

Pengawal 2 : “Tugas sudah di laksanakan, Tuanku”

Raja Fir’aun : “Baiklah, terus awasi kerajaan. Segera laporkan apabila ada yang berani membangkang terhadap perintahku…hahahah……….”

BAGIAN 2
DI TAMAN KERAJAAN
(Putri Raja Fir’aun dan para dayang sedang asyik bermain, menari dan menyanyi)

Puteri : “Cukup,cukup, aku lelah…”

Dayang 1 : “Iya Tuan Puteri, kita istirahat dulu”

Puteri : “ Pelayan, kipas mana kipas, gerah ini…” (sambil berteriak)

Dayang 1 : “iya puteri” (segera menggerakkan kipas yang ada ditangannya)

Puteri : “Mana minumnya?” (dengan intonasi yang kasar)

Dayang 2 : “Ini, Tuan Puteri” (sambil memberikan segelas minuman)

Puteri : “Hmm,,segaarrrr…Mana makanannya? Lama sekaliii…(dengan intonasi yang kasar)

Dayang 3 : “Silahkan, Tuan Puteri” (sambil memberikan makanan)

Puteri : “Hei Dayang, aku ingatkan sekali lagi. Kalian harus selalu patuh padaku dan juga ayahku Raja Fir’aun”

Dayang 1,2 & 3 : “sendiko dhawuh Puteri” (sambil memberi hormat pada sang Puteri)

Puteri : “Sekarang segera siapkan pakaian untukku, aku ingin segera mandi dan berganti pakaian” (sambil berjalan menuju ruangan dan di ikuti para dayang-dayang masih sambil menunduk memberi hormat)

Dayang 1,2 & 3 : “Baik, Puteri.”

BAGIAN 3
DI KAMAR PUTERI RAJA FIR’AUN
(Para dayang sudah bersiap-siap menunggu tuan Puteri selesai mandi, dan Siti Masyithoh yang bertugas menjadi tukang sisir tuan Puteri datang sambil membawa nampan berisi seperangkat alat rias)

Puteri : “Apa pakaianku sudah siap?” (sambil berjalan dengan lagak manja)

Dayang 1 : (segera mendekat kearah sang Puteri sambil membawa kipas)

Dayang 2 : “Iya, sudah siap Puteri” (membawa nampan yang berisi pakaian)

Dayang 3 : “Silahkan duduk tuan Puteri”

Puteri : “Bibi, tolong rias wajahku dan juga sisir rambutku” (menyuruh siti Masyithoh)

Siti Masyithoh : “Baiklah tuan Puteri” (sambil menunduk)

Puteri : “Bi, apakah menurutmu aku cantik?”
Siti Masyithoh : “Iya, puteri. Tuan Puteri sangat cantik jelita, paling cantik sekerajaan”

Dayang 2 : “Benar Puteri. Puteri sangatlah W-O-W”

Dayang1 & 3 : “Wow”

Puteri : “Apakah bibi tidak bohong?

Siti Masyithoh : “Iya tuan Puteri, bibi tidak bohong, Puteri adalah yang paling cantik jelita”

Puteri : (sambil manggut-manggut) “Hmmm…terimakasih bi, sekarang sisir rambutku yang rapi”

Siti Masyithoh : “baik Puteri” (sambil mulai menyisir rambut Puteri)

Puteri : “Cepatlah, sebentar lagi aku akan menghadiri acara kerajaan, aku harus terlihat cantik dan perfecto, la..la..la..” (sambil mendendangkan sebuah lagu dan sambil berkaca manja)

Siti Masyithoh : “Iya Puteri, saya tidak akan mengecewakan tuan Puteri”

Puteri : “Cepatlah, tak usah banyak bicara, aku masih harus perawatan kuku alias manycure padycure dan berhias juga tentunya” (sambil membelai-belai rambutnya yang panjang)

Narator :
Raja Fir’aun yang menganggap dirinya sebagai Tuhan, setelah kedatangan Nabi Musa As. merasa sangatlah gelisah akan dakwah Nabi Musa As. karena Nabi Musa telah menunjukkan Mukjizat yang sangat menakjubkan. Mulai dari tongkat yang berubah menjadi ular dan tangan yang mengeluarkan sinar didepan kedua mata Fir’aun, dan Fir’aun takut kalau semua orang mengikuti Nabi Musa As. Untuk itu Fir’aun selalu berlaku kejam kepada pengikut Nabi Musa As. untuk menaku-nakuti mereka dan yang lain agar tidak menyembah Allah. Meskipun tak banyak yang langsung masuk islam setelah mendengar dakwah Nabi Musa As. namun banyak orang yang diam-diam mengikuti petunjuk Nabi Musa As. salah satunya adalah Siti Masyithoh yang menjadi tukang sisir Puteri Kerajaan.

BAGIAN 4

DI KAMAR PUTERI RAJA FIR’AUN
(Setiap hari pekerjaan Siti Masyithoh adalah sebagai tukang sisir Puteri Raja Fir’aun, dan ketika dikamar Puteri dengan di temani para dayang yang sudah siap siaga di dekat sang Puteri, dayang 1 membawa kipas, dayang 2 membawa minum, dayang 3 membawa makanan)

Puteri : (sambil duduk dan sambil berkaca) “Masyithoh…kemari!”

Dayang 1: “Hei, Masyithoh. Kamu dipanggil sama Puteri tuh. Cepat”

Siti Masyithoh : “O…Iya Puteri”

Dayang 2 : “Huh…Dasar lelet”

Dayang 3 : “Centang…Centang…Centang…”

Puteri : “Ayo sisir rambut indahku ini, aku akan segera menghadiri pesta kerajaan dua jam lagi” (sambil ngaca dan membelai rambutnya)

Siti Masyithoh : (Setelah beberapa menit, tiba-tiba sisirnya terjatuh) “Astaghfirullahal ‘adziim!!!, maaf tuan Puteri”

Puteri : (berhenti sejenak dan terkejut) “Tunggu sebentar, apa yang baru saja bibi katakan?”

Siti Masyithoh : “Ehh…Maaf Puteri, bukan apa-apa” (melanjutkan menyisir rambut Puteri)

Puteri : “Baiklah, selesaikanlah pekerjaanmu lalu pergilah”

Siti Masyithoh : “Baik Puteri”

BAGIAN 5
DI RUANG PERTEMUAN KERAJAAN
(Sang Puteri yang masih merasa aneh dengan kata asing yang dikatakan Siti Masyithoh, akhirnya bertemu dengan Haman seorang perdana Menteri kerajaan)

Puteri : “Paman Haman, kemarilah! ada yang ingin aku tanyakan”

Menteri : “Ada apa tuan Puteri?” (sambil menunduk di depan Puteri)

Puteri : “Pernahkah paman mendengar kata ASTAG…ASTAGHFI…atau apa itu tadi?”

Menteri : “Iya, apa?”

Puteri : “Eh, kata apa tadi?”

Dayang 3 : “Astaghfirullah Puteri”

Puteri : “Ah ya…benar itu, ASTAG…ASTAGHFIR…apa tadi?” (Sambil mengernyitkan dahi)

Menteri : “Astaghfirullah, Puteri” (Menjelaskan)
Dayang 1 & 2 : “Astaghfirullah……” (Serempak menirukan)

Puteri : “Ah ya itulah pokoknya, itu kalimat apa? Paman pernah mendengarnya?”

Menteri : “Puteri mendengar kata itu dari siapa?”

Puteri : “Dari penyisir rambutku, Siti Masyithoh. Memang kenapa paman?”

Menteri : “Kata Astaghfirullah itu adalah ajaran Nabi Musa si penyihir itu.

Puteri : “Astaga! Really? Are You Sure? Oh Em Jii Helloooo itu artinya Siti Masyithoh telah mengkhianati kita Paman”

Menteri : “Sepertinya begitu Puteri. Lalu siapa lagi yang ada disana ketika Masyithoh mengucapkan kalimat itu?”

Dayang 1 : “Sa…saya melihatnya tuan” (Sedikit ragu menjelaskan)

Dayang 2 : “Saya juga mendengarnya tuan, suwerrr” (Sambil mengangkat dua jari bersumpah)

Dayang 3 : “Saya juga mengingatnya, tuan” (Sambil mengangkat tangan)

Puteri : “Berarti dia telah mengkhianati ayahku Raja Fir’aun, Unbelievable!!”

Menteri : “Tenang dulu Puteri”

Dayang 1 : “Iya puteri, sebaiknya tenang dulu”

Dayang 2 : “Don’t be panic, Puteri”

Dayang 3 : “Santai aja, Puteri. Slow…”

Puteri : “Iiiihh berisik”

Dayang 1 & 2 : “Tuuuhh berisik” (Kompak mengiyakan sang Puteri)

Dayang 3: “Sssssttt…Diam”

Puteri : “Apa yang akan paman lakukan?”

Menteri : “Begini saja Puteri, saya akan memberi tahu ayah tuan Puteri Raja Fir’aun. Biar beliaulah yang memutuskan untuk mengampuni atau memberi hukuman”

Puteri : “Lalu aku harus bagaimana paman?”

Menteri : “Lebih baik Puteri bersikap biasa saja seolah tak terjadi apa-apa”

Puteri : “Baiklah paman”

BAGIAN 6
DI SINGGASANA KERAJAAN
(Dengan berjalan agak tergesa-gesa, Haman menuju singgasana untuk mengahadap Raja Fir’aun. Sebelum berbicara pada Raja Fir’aun, ia duduk bersimpuh seperti menyembah atau bersujud)

Raja Fir’aun : “Ada apa Haman?”

Menteri : “Maaf tuanku, hamba ada berita”

Raja Fir’aun : “Berita apa Haman, apa itu tentang Musa?”

Menteri : “Ya, engkau benar Tuan”

Raja Fir’aun : “Apa itu, katakanlah Haman”

Menteri : “Kita telah menemukan pengkhianat didalam Istana,tuanku”

Raja Fir’aun : “Apa…???????” (Terkejut dan seketika berdiri sambil menghentakkan tongkatnya) “Siapa dia? Siapa yang berani mengikuti Musa?” (Dengan nada sangat marah)

Menteri : (Sambil gemetaran) “Si…si…”

Raja Fi’aun : “Siapa?? Siluman? Cepat katakan!! Hah!! (Sambil menghentakkan tongkatnya lagi)

Menteri : “Si…Siti…”

Raja Fir’aun : “Siapa? Sitikus?”

Menteri : “Siti Masyithoh, tuan” (dengan nada takut)

Raja Fir’aun : “Kenapa kau bisa berkata seperti itu?, apa yang telah dilakukannya?”

Menteri : “Ia mengucapkan kalimat Astaghfirullah tuan”

Raja Fir’aun : “Apa…?? Beraninya dia mengkhianatiku dan malah mengikuti ajaran Nabi Musa!!” (Dengan nada sangat marah)

Menteri : “Apa yang harus hamba lakukan tuan?”

Raja Fir’aun : “Kau dengar kata itu dari siapa?”

Menteri : “Kata tuan Puteri sewaktu Siti Masyithoh menyisir rambutnya”

Raja Fir’aun : “Kalau begitu panggilkan Puteri, aku ingin menanyakan langsung padanya. Pengawal…segera panggil Puteri untuk menghadapku!”

Pengawal 1 : “Baiklah, tuan. Akan segera dilaksanakan” (Berlalu pergi sambil menarik tangan Pengawal 2)

Pengawal 2 : “Eh…Aku harus ikut juga?”
Pengawal 1 : “Husshh…ngga usah berisik, ayo cepat!”

(Pergi, lalu kemudian datang bersama Sang Puteri beserta dayang-dayang yang selalu ada dimanapun sang Puteri)

Puteri : “Wahai ayahanda Raja Fir’aun, ada apakah gerangan memanggil saya?”

Raja Fir’aun : “Wahai anakku sang Puteri, apakah benar yang dikatakan oleh Haman bahwa kau mendengar Siti Masyithoh telah mengkhianatiku?”

Puteri : “Iya, ayahanda. Aku mendengar Siti Masyithoh mengucapkan kata ASTAG…ASTAGHFIR…tadi apa itu paman?” (Sambil menoleh ke para dayang)

Dayang 1 : “Eh, kata apa yang diucapin sama si Masyithoh kemarin? Aku lupa.” (Bertanya kepada Dayang 2)

Dayang 2 : “Eh, apa ya? (kaget) Ssstt…Kamu inget nggak?” (Bertanya ke Dayang 3)

Dayang 3 : “Emmm…(Mengingat-ingat) Oh ya, Astaghfirullah, puteri”

Puteri : “Ah iya itu ayah” (Sambil menghadap ke Raja Fir’aun lagi)

Raja Fir’aun : “Bedebbaaahh…..Pengawal…Segera Seret kemari Siti Masyithoh”

Pengawal 1 & 2 : “Siap Tuan, titah Raja adalah tugas hamba!!” (Pergi berlari meninggalkan istana)

BAGIAN 7
DI BALAI PERSIDANGAN
(Raja Fir’aun dan yang lain tengah menunggu di dalam Istana kerajaan, dua pengawal utusan segera datang membawa Siti Masyithoh sambil menggendong anaknya yang masih bayi)

Pengawal 1 : “Ayo cepat, berlutut!!” (Sambil mendorong Siti Masyithoh ke hadapan Raja Fir’aun)

Pengawal 2 : “Ini Siti Masyithoh Tuan” (Sambil menunduk kepada Raja Fir’aun)

Raja Fir’aun : “Siti Masyithoh…!! Jawab pertanyaanku!! Apa benar kau telah mengkhianatiku dan mengikuti ajaran Musa? Hah? Jawab!! (Sambil membentak)

Siti Masyithoh : “Maaf Tuan. Apa yang tuan maksudkan?”

Raja Fir’aun : “Jangan mengelak kau. Kau telah mengucapkan Astaghfirullah, benar kan?” (Sambil membentak)

Pengawal 1 & 2 : “Astaghfirullah…” (Sambil bergeleng-geleng kepala)

Raja Fir’aun : “Diam!!”

Siti Masyithoh : “Saya...saya…hanya ingin menyembah Tuhan saya,tuan”

Raja Fir’aun : “Lancang kau…beraninya kau menyembah selain aku!!” (Semakin marah)

Siti Masyithoh : “Tuhan yang patut kami sembah adalah Allah. Dia tuhan saya dan Tuhan engkau juga Tuan”

Raja Fir’aun : “Baiklah Masyithoh, aku tak ingin berdebat, aku akan memberi kesempatan untuk kau bertaubat dan menyembah aku sebagai tuhanmu, bagaimana? Apa kau bersedia?”

Siti Masyithoh : “Maaf tuan, saya tetap dalam pendirian saya”

Raja Fir’aun : “Baiklah, akan kuberikan kau tawaran menarik. Akan kuberikan kau Rumah mewah, unta seratus ekor, dan uang sebanyak yang kamu mau”

Siti Masyithoh : “Maaf tuan, saya tetap dalam pendirian saya”

Raja Fir’aun : “Hah…ha…ha…ha…kau memang kepala batu Masyithoh!!” (Sambil membentak)

Siti Masyithoh : “Bukan tuan, kepala saya adalah kepala manusia” (Menjelasakan dengan santai)

Puteri : “Hei Masyithoh, beraninya kau!! Kau keterlaluan!!”

Pengawal 1 & 2 : “Sungguh terlaaaluuu…” (Sambil geleng-geleng kepala)

Siti Masyithoh : “Maaf, saya tidak bermaksud”

Raja Fir’aun : “Masyithoh!! Kutanya kau sekali lagi. Apa kau akan menyembahku?” (dengan kasar)

Siti Masyithoh : “Saya tetap ingin menyembah tuhan saya, Allah”

Raja Fir’aun : “Pengawal…!! Bawa keluarga masyithoh kemari! Tanpa terkecuali!!” (dengan lantang menyuruh pengawal)

Pengawal 1 & 2 : “Siap tuan. Apakah termasuk hewan peliharaanya tuan?”

Menteri : “Huusssh…cepat segera bawa keluarganya kemari!” (dengan tegas menyuruh pengawal segera pergi)

Pengawal 1 & 2 : “Baik tuan” (segera pergi sambil memberi hormat dengan menundukkan kepala)

BAGIAN 8
DI RUMAH SITI MASYITHOH
(Saat keluarga Masyithoh berada di rumah, suaminya sedang mencangkul didepan rumah, anaknya yang pertama sedang mencuci dan anaknya yang kedua sedang mengendong anak Siti Masyithoh yang masih bayi sambil mendendangkan shalawat, tiba-tiba para pengawal Raja Fir’aun datang menghampiri sambil merusak segala yang mengalangi jalannya)

Suami Masyithoh : “Siapakah tuan-tuan ini dan ada gerangan apa datang kesini?”

Anak 1 : “Bukankah tuan-tuan ini orang kerajaan?”

Pengawal 1 & 2 : “Hahahhaahhahahha…kau sepertinya sudah mengetahuinya” (Dengan keras)

Anak 2 : “Sssssttttt………..paman kerajaan ini jangan berisik, si adek bayi lagi bobok” (Sambil mengayunkan sang bayi karena khawatir terbangun)

Pengawal 1 & 2 : “Hei kau! (Sambil menunjuk kearah suami Siti Masyithoh) Kau dan keluargamu harus ikut kami ke istana Raja Fir’aun” (Dengan tegas)

Suami Masyithoh : “A..a..ada apa kami harus menghadap Raja Fir’aun?” (Dengan cemas)

Pengawal 1 & 2 : “Jangan banyak omong. Ayo cepat ikut kami!” (Sambil menyeret-nyeret keluarga Siti Masyithoh)

Anak 1 : “Abiii...abii…tolong, ada apa ini? Kita akan diapakan sama mereka?” (Sambil menangis)

Anak 2 : “Iya bii…kenapa mereka jahat sama kita? Kita mau dibawa kemana? Aku takut bii…” (Sambil memberontak dan menangis)

Suami Siti Masyithoh : “ Abi tidak tau” (Sambil memberontak)

Pengawal 1 & 2 : “Ayo cepat, jangan banyak bicara” (Kemudian segera pergi)

BAGIAN 9
DI BALAI PERSIDANGAN
(Raja Fir’aun dan yang lain sedang menunggu, dan segera datang para pengawal dengan membawa keluraga Siti Masyithoh lalu mendorong mereka kehadapan Raja Fir’aun)

Pengawal 1 : “Tuan, ini semua keluarga Siti Masyithoh”

Pengawal 2 : “Iya,tuan”

(Anak-anak siti Masyithoh menangis terisak disampingnya)

Anak 1 : “Umii…kenapa kita disini?” (Sambil menangis)

Anak 2  : “Umii…aku takut umii” (Sambil menangis)

Siti Masyithoh : “Tenang anakku” (Sambil mengambil sang bayi dari pangkuan anak kedua Siti Masyithoh)

Raja Fir’aun : “Hei Masyithoh…apa yang akan kau lakukan dengan keluargamu? Hahahahah….” (Sambil tersenyum sengit)

Siti Masyithoh : “Tolong lepaskan mereka tuan”

Raja Fir’aun : “Apa? Kalau kau mau mereka selamat, kau harus meninggalkan ajaran Musa dan menyembah aku sebagai Tuhanmu”

Suami Masyithoh : “Kami hanya punya satu Tuhan, hanya Allah”

Anak 1 : “Iya,tuhan kami adalah Allah” (Meyakinkan)

Anak 2 : “Allahu Akbar!!” (Bertakbir dengan semangat)

Pengawal & Dayang : “ALLAHU AKBAR!!” (Menyeru semangat)

Raja Fir’aun : “Diaaaaammmmmmmm……..!!!
(Marah besar dan semua orang terdiam)

Puteri : “Rasain lho” (Sambil menyeringai ke Siti Masyithoh dan keluarganya)

Dayang 1 : “Huh…Dasar penghianat”

Dayang 2 : “Iya tuh. Dasar gak tau diuntung”

Dayang 3 : “Eh, tapi dia berani juga ya”

Suami Masyithoh : “Sadarlah tuan, kita semua ini adalah manusia ciptaan Allah”

Anak 1 & 2 : “Iyaaa…” (Sambil manggut-manggut setuju)

Raja Fir’aun : “Beraninya kau menceramahi aku?” (Sambil menantang)

Siti Masyithoh : “Tuan hanyalah manusia biasa, kita semua hanyalah manusia biasa. Kita hanya boleh menyembah satu Tuhan yang menciptakan seluruh dunia dan seisinya. Dia Allah Yang Maha Besar”

Raja Fir’aun : “Kauu…(sambil menunjuk ke Siti Masyithoh) beraninya kau. Aku akan menghukum kalian semua. Aku akan menggodok kalian semua kedalam kuali panas.
ALGOJOOOO…..!!” (Memanggil algojo dengan keras)

Algojo : “Iya tuan, (Sambil berlari menghadap Raja Fir’aun) hormat hamba pada Tuan Raja Fir’aun” (Sambil memberi hormat)

Raja Fir’aun : “Ambilkan kuali panas yang paling besar di istana ini” (Dengan tegas)

Algojo : “Siap tuan” (Sambil berlalu pergi)
(Algojo segera datang membawa kuali besar dengan dibantu para pengawal kerajaan)

Algojo : “Ini kualinya tuan, ini kuali panas yang paling besar di istana ini” (Sambil menunjukkan kuali yang dibawanya)

Raja Fir’aun : “Algojo, aku ingin kau cemplungkan Siti Masyithoh dan keluarganya kedalam kuali ini)

Algojo : “Siap tuan” (Sambil menyuruh Siti Masyithoh dan keluarganya berdiri di depan kuali)

Anak 1 : “Umii…Abi…Aku takut” (Sambil menangis)

Anak 2 : “Abii…Umi…apa kita akan mati disini? Bagaimana dengan adik bayi?”

Suami Siti Masyithoh : “Tenanglah anakku. Allah selalu bersama kita, walaupun kita harus mati disini. Kita akan segera bertemu dengan Allah”

Anak 2 : “Benarkah?”

Siti Masyithoh : “Tuan, tolong biarkan keluarga saya hidup. Biar saya yang menanggung hukuman ini”

Raja Fir’aun : “Hmm…sepertinya kau masih belum mau menyerah. Apa kau mau menyembahku?”

Siti Masyithoh : “Tidak akan tuan. Saya hanya akan menyembah Allah Yang memiliki dunia ini dan seisinya. Kau tidak akan meraih kebahagiaan meski kau merasa dirimu sebagai Tuhan. Kau tidak akan memperoleh surga Allah. Segeralah engkau bertaubat tuan”

Raja Fir’aun : “Aku adalah Penguasa di dunia ini Masyithoh. Aku akan mematikan kau” (Dengan kasar)

Siti Masyithoh : “Hanya Allah yang memiliki kuasa di dunia dan alam semesta ini,tuan”

Raja Fir’aun : “ALGOJO………!! Segera ceburkan keluarga Masyithoh!! (Dengan keras)

Algojo : “Siap laksanakan tuan (Sambil memberi hormat), Ayo siapa duluan yang ingin masuk kedalam kuali ini?” (mempersilahkan dengan tegas)

Anak 1 : “Aku… (sambil mengangkat tangan), yang terakhir aja!!” (meringis ketakutan)

Anak 2 : “Aku… (sambil mengangkat tangan), karena aku anak kedua jadi aku yang kedua aja!! (masih sambil menangis)

Anak 1 & 2 : “Takuuutttttt……” (Sambil beringsut)
Suami Masyithoh : “Tak usah takut anakku, Allah selalu bersama kita”

Algojo : “Arrrrgghhh…banyak bacot kalian ya, ayo cepat kamu akan aku cemplungkan ke kuali, apa pesan terakhirmu?” (Sambil menunjuk ke arah Anak 1 Siti Masyithoh)

Anak 1 : (Sambil melihat Ibunya Masyithoh) “Umii…maafkan anakmu ya, maaf karena belum bisa membahagiakan Umi” (Sambil mencium tangan  Siti Masyithoh lalu kemudian segera diceburkan ke dalam kuali. Buuurrrr)

Algojo : “Hah!! Pake cium tangan segala, udah kayak mau berangkat sekolah”

Anak 2 : “Umii… minta do’anya ya, semoga nanti aku bisa segera bertemu sama Allah”

Siti Masyithoh : “Iya nak, maafkan umi” (Sambil mengusap kepala anaknya yang kedua)

Anak 2 : “Allahu Akbar!!” (Sambil menceburkan diri ke dalam kuali)

Pengawal 1 & 2 : “ALLAHU AKBAR!!” (Sambil mengangkat tongkat mereka)

Algojo : “Heh…kamu mau diceburkan juga?” (Sambil melihat kearah pengawal, dan pengawal hanya menggeleng-geleng kepala)

Suami Masyithoh : “Ya Allah, andai ini menjadi jalan terbaik hamba untuk segera bertemu dengan-Mu, maka hamba ikhlas” (Algojo segera mendorongnya ke dalam kuali)

Algojo : “Hahahha…sekarang giliranmu siti Masyithoh”

Raja Fir’aun : “Bagaimana Masyithoh, apa kau tetap tidak akan berubah pikiran untuk menyembahku?”

Siti Masyithoh : “Tidak akan tuan. Tuhan yang wajib untuk saya sembah hanya Allah. Allah yang menciptakan saya dan kita semua”

(Tak lama kemudian sang bayi yang ada dipangkuan Siti Masyithoh secara ajaib bisa berbicara)

Narator :
“Duhai Ibuku yang tersayang, janganlah engkau takut. Jika engkau tetap berpegang teguh pada Allah, maka Allah akan senantiasa bersama kita. Jangan takut ibu…”

Siti Masyithoh : “Alhamdulillah ya Allah. ALLAHU AKBAR!!” (Kemudian menceburkan diri ke kuali)

(Raja Fir’aun dan yang lain hanya memandang dengan sombongnya)

Narator :
Inilah kisah keteguhan iman Siti Masyithoh, orang yang rela mengorbankan segalanya. Keluarga yang dicintainya, suami, anak-anaknnya, bahkan dirinya sendiri dijadikan jaminan demi menjaga keimanannya untuk tetap berada dijalan Allah. Untuk tetap menyembah Allah. Untuk tetap menyimpan nama Allah dalam hatinya. Sampai akhir hayatnya ia dan keluarganya sahid dalam keimanan kepada Allah. Semoga kita para ummat Nabi-nabi Allah yang beriman tetap menjaga keimanan kita kepada Allah hingga akhir hayat menjemput kita. Amiin…


Sekian naskah drama ini semoga bermanfaat untuk pembaca semuanya,, aamiin... :)

FB : Inna Injana , IG  : @innainjana , YT : Miss Nay

Monday, 23 March 2020

Cerpen : Cinta Untuk Emak

“ CINTA UNTUK EMAK “

Assalamu’alaikum… Namaku iin. Anak ke empat dari tujuh bersaudara. Iin, Begitulah orang-orang memanggilku sejak aku kecil. Aku ingin menceritakan Curhatan hatiku. Aku terlahir dari keluarga sederhana. Bisa di bilang hidup serba kekurangan pada waktu masa kecilku. Hidup serba pas-pasan bisa membuat seseorang berbeda. Entah dari cara pandang, sikap dan juga tingkah laku. Yaaa itulah yang sering di bilang oleh ayahku tempo hari. Makanya supaya hidup sebuah keluarga menjadi tenang dan tenteram, perlu adanya perhatian khusus terhadap perekonomian. Lebih tepatnya perbaiki ekonomi terlebih dahulu. Maka yang lain akan mengikuti Namun aku sadar, hidup seseorang tidak mungkin lepas dari yang namanya kesusahan. Untuk makan sehari-hari masih harus bekerja keras cari hutangan beras. Ah betapa merananya emak dan ayah ketika masa kecilku dulu.

Emak adalah seorang ibu rumah tangga. Emak, begitulah aku memanggilnya. Jika bicara tentang emak, entah kenapa respekku sangat minim sekali. Aku bahkan tidak tau kenapa. Mungkin karna sejak masa kecilku emak sangat suka marah-marah, dan seringkali melayangkan sebuah pukulan dengan tangan atau juga dengan suatu benda seperti sapu ke arah paha dan juga kadang kepalaku. Aku merasa sangat-sangat membenci emak kala itu. Bagaimana tidak, setiap hari tidak pernah tidak lolos dari hantamannya ketika emak sedang marah. Aku benar-benar sangat benci , sampai-sampai pada suatu ketika aku duduk di bangku sekolah dasar , ketika seorang guru memberikan tes membuat karangan secara dadakan. Dan malangnya aku malah mendapatkan tema tentang Ibu. Aku tak bisa berkata sepatah katapun. Aku mencoba berpikir keras. Pikiranku buntu. Apa yang bisa aku ceritakan tentang Ibu ?? Aku bahkan tidak punya kesan yang baik dengan ibuku sendiri selain sebuah kemarahan dan dendam terhadap perlakuannya.

Perasaan itu masih terus berlanjut hingga aku duduk di bangku SMA. Aku sering bercerita tentang emak kepada salah seorang teman dekatku. Namun dia seringkali hanya menjadi pendengar setiaku. Ah aku lupa , ibunya sudah tiada. Mungkin dia tak akan berkomentar apa-apa terhadap ceritaku. Emak masih suka marah-marah terhadap apapun yang tidak sesuai kehendaknya.

Pernah suatu ketika, aku masih di bangku SMA kelas dua, aku mendapatkan peringkat pertama dan mendapatkan hadiah uang sebesar Lima puluh ribu rupiah dari sekolah. Ketika sampai di rumah, ayah menyuruku memberikan sebagian hadiahku ke emak. Aku menolak mentah-mentah. Kenapa aku harus memberikannya ? ini kan hasil kerja kerasku sendiri. Ayah menasehatiku, bahwa kesuksesan seorang anak itu tidak pernah lepas dari do’a kedua orangtua. Dan akhirnya aku mengalah. Meskipun akhirnya ayah menggantikan uang itu untuk membayar uang camping setelah ujian semester. Hatiku tidak pernah luluh meski aku mendapatkan nasehat dari ayah waktu itu. Aku masih sama, membenci kehadiran ibu. Tapi aku tak ada pilihan. Siapa yang akan memasak makanan untukku kalau bukan emak. Siapa pula yang akan mencuci pakaianku kalau bukan emak.

Kini aku sudah lulus dari bangku SMA. Ayah sudah merencanakan akan mengirimku bekerja ke sebuah kawasan industri yang ada di kawasan propinsi Banten. Dan ya… aku sudah mempersiapkan segalanya dengan di temani ayahku. Ayahku adalah segalanya. Dia yang selalu mengantarkanku ke sekolah jika ayah sedang libur berdagang. Ayahku seorang pedagang biasa di pasar. Berjualan Peci, Sajadah, tasbih dan semacamnya. Aku mulai mempersiapkan lamaran pekerjaan. Berkas-berkas sudah di lengkapi. Ayah dengan sabar menemani aku kesana kemari. Tidak perduli panas terik dan juga lelah yang setiap hari menyapanya. Karena pengorbanan ayah, aku berikrar dalam hati bahwa aku akan berusaha bekerja dengan baik dan jujur demi membantu meringankan beban ayah. Ya, itulah sumpahku kala itu.

            Karena ada sesuatu hal, akhirnya keberangkatanku ke  Banten tertunda sebulan, dan pada suatu malam emak mengeluh. Emak menyalahkan aku, di bilangnya aku membawa sial karena aku tak kunjung berangkat ke perantauan. Ya Allah, hatiku benar-benar sakit. Aku menangis sesenggukan semalaman. Aku merasa sangat tidak betah di rumah. Ya Allah kenapa aku tak kunjung berangkat juga. Aku benar-benar tidak tahan. Aku ingin jauh dari rumah dan jauh dari segala penderitaan ini.

Akhirnya tiba juga saat pemberangkatan. Besok pagi. Dari sore aku sudah sibuk berkemas. Sebenarnya dari beberapa hari lalu ayah sedang sakit. Mungkin karena kelelahan. Tapi kali ini masalahnya serius. Sudah setiap malam ayah mengeram kesakitan di bagian perutnya. Kakak pertamaku yang sudah menikah dan tinggal di kota Solo juga sudah menengok ke rumah. Kakak menyarankan agar ayah dibawa berobat ke rumah sakit. Namun ayah menolak. Ayah masih ingin ikhtiar pakai obat ini dan itu. Terapi ini dan itu. Namun tak kunjung sembuh. Tak terhitung berapa obat yang sudah di makan. Akhirnya malam sebelum keberangkatanku, ayah di bawa ke rumah sakit umum daerah purwodadi. Aku ikut dalam mobil mengantarkan. Kami meminjam mobil pak Lurah yang juga sudah kenal akrab dengan ayah. Emak juga ikut mendampingi. Aku malam itu harus pulang, karena adik-adik di rumah sendirian, tak ada orang dewasa yang menemani. Emak yang menunggui ayah disana.

Bagaimana dengan keberangkatanku? Aku tak tau harus bagaimana. Dan akhirnya dengan berat hati ku batalkan lagi keberangkatanku. Aku makin sedih, mungkin benar kata emak, aku anak pembawa sial. Aku kecewa berat.

            Kupanjatkan do’a setiap selesai sholat untuk kesembuhan ayah. Sambil mengingat kenangan masa kecilku. Sejak kecil aku lebih sering ikut ayah dari pada Ibu. Ayah sering mengajakku ke lapangan sepak bola di desa kami. Disana aku menunggu di samping lapangan sambil melihat ayah sedang bermain sepak bola. Mungkin karena itu juga aku jadi merasa lebih nyaman jika berada di dekat ayah daripada dengan ibu.

Namun aku mulai mengerti keadaan itu ketika aku sudah memasuki dunia kerja. Aku mulai berpikir dan sadar, mungkin karena ibu waktu itu sedang repot dengan pekerjaan rumah belum lagi harus mengurusi adik-adik ku yang masih sangat kecil kala itu.

Beruntungnya saat baru memasuki dunia kerja, Allah sudah mulai memberi hidayah padaku. Allah membukakan mata hatiku yang selama ini jauh dari kata damai. Aku merasa amat sangat bersyukur. Namun ini juga tak lantas memudahkan hatiku, masih ada rasa yang menakuti hatiku. Pada awal-awal masa kerja aku mulai kerepotan mengurus diriku sendiri. Aku yang tadinya selalu mengandalkan ibu mengurus semua hal di rumah, tapi kini aku harus melakukannya sendiri. Benar-benar hal yang tidak mudah bagiku. Dari mulai mencuci baju hingga menjemur dan juga mengangkat jemuran yang sudah kering, aku terbiasa mengandalkan ibu. Bukankah ini benar-benar merupakan hal sepele untuk ukuran perempuan menjelang dewasa sepertiku?

Aku mulai merasa kahilangan sosok yang slalu ku andalkan. Berat memang, tapi aku berusaha untuk mandiri. Mengurus segalanya sendiri. Hal ini masih tak kunjung memudahkan hariku. Banyak sekali hal buruk yang ku alami. Sejak sampai ke perantauan. Aku sudah jatuh sakit, selama seminggu harus bekerja dengan tanpa tenaga. Ah… kalau seperti ini terus aku bisa langsung dipecat. Namun untuk anak baru masih di berikan toleransi. Aku masih beruntung, pasti karena do’a dari orangtua yang tak pernah putus. Selama seminggu dalam penderitaan sakit demam tinggi dan tak ada daya untuk makan apalagi berjalan. Setiap malam aku menangis merintih. Begitu menyedihkan. Serasa sudah hendak memasuki ajal. Aku menderita, merana, sengsara.

Namun tekad ku sebelum berangkat sudah bulat, ikrar ku bahwa aku akan bekerja membantu orangtuaku. Setiap bulan aku akan mengirimkan sebagian besar gaji yang kudapatkan. Setahun pertama aku juga bertekad akan selalu rajin mengisi daftar hadirku. Dan benar aku sukses dengan niat ku. Beberapa bulan sudah berlalu, dan perasaan menakutkan itu tak kunjung hilang. Masih menyerang hati dan pikiranku. Kali ini entah kenapa aku merasa amat sangat merindukan kedua orangtuaku, terutama Emak. Aneh rasanya, selama ini aku yang selalu membenci dan bahkan tanpa sadar banyak menyakiti hatinya. Banyak sekali tingkah burukku kepada Emak di waktu yang lalu.

Kemudian ketika disepertiga malam, aku mengadukan dan mencurahkan segala perasaanku pada Allah yang menguasai segala perasaan makhluk-Nya. Ku tunaikan shalat tahajjud, shalat hajat, dilanjutkan shalat Witir sebagai penutup. Setelah selesai ku tengadahkan kedua tangan, sambil terpejam tak terasa air mataku mengalir begitu deras. Lima menit berlalu air mataku masih tak berhenti mengalir. Dalam gelapnya kamar mess putri puma aku menangis sesenggukan, namun tanpa suara. Khawatir mengganggu teman sekamarku. Jika aku bisa, aku ingin sekali menangis dengan keras, karena sudah terasa sesak di dada. Disela isak tangisku terbayang semua keburukan yang aku lakukan kepada kedua orangtuaku terutama kepada Emak. Aku mulai merangkai do’a dan permintaan kepada Sang Penguasa Alam Semesta. Ini pertama kalinya aku merangkai doa dengan sangat khusyu’, menurutku.

Aku mulai memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosaku. Sambil berlinang air mata ku untai do’a demi do’a.
“Ya Allah, aku mohon ampunkan segala dosa-dosaku…dosaku sudah sangat menggunung dan tak akan bisa aku mengulang kembali waktu yang telah berlalu untuk menghapus segala dosa-dosaku”
( mulai terlintas banyak hal, dulu aku pernah ngambek saat di antar ibu ke sekolah, dan aku minta diturunkan di tikungan sebelum masuk gerbang sekolah. Aku malu karena masih di antar memakai motor empat tak jaman dulu yang suaranya berisik. Dulu aku pernah membentak balik ibu karena aku di marahi. Dulu pernah ku banting tutup panci sayur hanya karena aku sedang tak suka menu makanannya. Dulu aku pernah tidak bicara apa-apa pada ibu hanya karena setelah dia melarangku melakukan sesuatu )

Kesemua hal itu seolah menggoreskan luka di hatiku. Aku benar-benar tak bisa membayangkan perasaan Emak saat itu atas perlakuanku. Dan aku ingat betul, saat itu Emak tak pernah berkomentar apapun. Hatiku mulai meradang.

“Ya Allah, ampunkanlah dosa-dosa kedua orangtuaku,”
( Teringat kembali saat Emak menendangku karena aku lalai menjaga adikku yang masih bayi. Dia pernah memukul kepalaku dengan sebuah pisau. Dia pernah memukul kakiku dengan gagang sapu. Dia pernah membuatku sakit hati karena kata-katanya)

Kesemuanya itu memang menyakitiku, namun aku tak seharusnya membalasnya dengan keburukan. Mereka ada di dunia ini adalah sesuatu yang sangat berharga dan patut di syukuri.

“Ku ikhlaskan apa yang telah mereka lakukan, meski itu menyakitiku,. Aku tau yang mereka lakukan adalah karena sayang padaku. Ya Allah akan ku ikrarkan bahwa aku tak akan lagi membuatnya marah padaku, dan tidak pula marah kepadanya. Akan ku biarkan apa yang dia ingin lakukan. Akan ku berikan apapun yang di inginkannya, selama aku bisa memberikannya. Ya Allah, panjangkanlah umurnya agar aku bisa membahagiakannya. Biarkanlah aku hidup lebih lama agar aku bisa memberikannya apapun yang di inginkannya. Akan ku maafkan segala khilafnya, karena dia Ibuku. Karena aku tak mungkin mampu membalas segala kebaikan dan pengorbanannya”

Ini pertama kalinya aku mengikrarkan sesuatu untuk orangtuaku dan saudara-saudaraku. Sejak saat itu hatiku mulai merasakan lega. Ikhlas. Aku mulai merangkai kerelaan untuk setiap kejadian dalam hidupku. Setiap hari takkan terlewat untuk menelepon walau hanya sekedar mendengar suara mereka yang berada di kejauhan. Melegakan mendengar mereka selalu sehat dan baik-baik saja. Setiap lebaran tiba, ku belikan seperangkat baju baru beserta jilbab dan sandal untuk kedua orangtua dan juga saudara-saudaraku. Hampir semuanya ku bungkus dengan rapi seperti kado di hari lebaran. Aku merasa sanggat senang melakukannya, meski aku sendiri tak bisa menikmati apapun yang aku mau. Namun aku berjanji akan mendahulukan mereka dari pada diriku sendiri.

Segalanya untuk mereka. Seperti kisah sebuah sahabat di jaman Rasulullah SAW. Yang bernama Hatim Thayyi, bahwa jika diminta  kepalapun diberikannya. Kurang lebih seperti itu yang ku lakukan. Kala itu aku juga banyak membaca tausiyah-tausiyah lewat media sosial tentang Berbakti kepada kedua orangtua, dan ini semakin mendukung keadaan. Setiap menjumpai tulisan bertema Kedua orangtua terutama ibu, air mataku selalu tak terbendung. Setiap selesai melaksanakan shalat kupanjatkan segala do’a untuk kebaikan mereka, kesehatan mereka, ini adalah sebagai wujud rasa cintaku untuk Kedua orangtuaku. Cinta untuk Emak. Cinta untuk kakak dan adikku.

Aku tau bahwa tak semua Ibu seperti Ibuku. Dulu aku sering iri dengan ibu teman-temanku karena ibunya begitu menyayanginya dan hampir tak pernah memarahinya. Namun aku sadar bahwa Allah tak kan menjadikan suatu keadaan tanpa alasan. Pasti selalu ada kebaikan di balik semua ini. Alasan mengapa Allah memberikan aku Emak seperti itu pasti akan ada kebaikan untukku juga. Dan akhirnya aku hanya mampu berbaik sangka pada Sang Pemilik Jagad Raya.

Teringat kembali dalam sebuah hadis Raasulullah SAW. Bahwa derajat Ibu tiga kali lebih lebih tinggi daripada ayah. Ibu adalah seseorang yang mengandungku selama Sembilan bulan kemudian melahirkanku dengan mempertaruhkan nyawanya. Ibu yang menyusuiku selama dua tahun meski tak kusadari saat itu karena aku masih belum mengerti. Semua hal tentang Ibu menyentuh hatiku.

Bagaikan tamparan keras mengarah ke wajahku, setiap kali aku ingat hal-hal buruk yang ku lakukan pada Emak.

Mulai saat ini ku ikrarkan janji pada yang Maha Kuasa. Akan ku cintai Emak, Bapak , kakak ,adikku. Akan kulakukan yang ku bisa. Sejujurnya, masih ada hal yang sangat ingin ku wujudkan yang ingin ke berikan pada Emak juga Bapak, yaitu memberangkatkan Emak dan Bapak melaksanakan ibadah Haji ke Tanah Suci.

Semua rasa cinta dan yang ku berikan selama ini takkan memberikan arti apa-apa. Karena masih jauh dari kata sempurna. Aku berdo’a kepada Sang Maha Kaya yang akan memberikan Rejeki padaku agar aku dapat mewujudkan mimpi besarku. Tak perduli harus seberapa pahit kehidupan yang kualami. Akan selalu ke perjuangkan agar ku dapatkan ridlo ke Kedua orangtuaku. Karena Ridlo Allah bergantung pada ridlo kedua orangtua. Berharap akan bertemu hingga ke Syurga-Nya kelak. Aamiin.



FB : Inna Injana
IG  : @innainjana
YT : Miss Nay

Cerpen : Berkelana Ke Ranah Orang China

BERKELANA KE RANAH ORANG CHINA

                Seperti bernostalgia ke masa sebelum merdeka. Aku memulai perjalanan ke ranah orang China sejak tahun 2010 lalu. Kedengarannya belum terlalu lama, tapi merasakan pahit manis asin asam hidup selama empat tahun di perantauan adalah waktu yang cukup lama bagiku. Berbagai macam rasa telah kualami, seperti iklan permen “nano-nano” yang menawarkan berbagai macam rasa dalam satu bungkus permen. Begitu juga dengan dunia yang menawarkan berjuta rasa dalam menjalani hidup ini.

            Tepatnya pada hari kamis malam jum’at aku dan beberapa orang dari berbagai kecamatan hingga kabupaten dalam satu rombongan bus berangkat dari kota Kudus dimana ada sebuah yayasan yang khusus menyalurkan tenaga kerja ke PT.Nikomas Gemilang.

            Keesokan harinya kamipun sampai di tempat tujuan, saat matahari belum memunculkan dirinya kehadapan kami. Kami di tampung di sebuah ruangan besar dan terbaca jelas olehku ada tulisan Kantin Adidas. Percaya atau tidak, tempat itu sangat asing buatku. Wajar saja, pasalnya ini pertama kalinya aku menapakkan kaki keluar dari rumah dan bisa di bilang aku menjadi perantau.

            Akhirnya tiba saatnya untuk tes dan interview. Semua orang baik dari rombongan atau yang baru datang yang mungkin asli berdomisili di kota Serang telah siap dan berkumpul dengan rapi di lokasi bernama kantin tersebut. Dimulai dengan tes secara tertulis dan kemudian di lanjutkan dengan tes ujian praktek khusus komputer. Tak lama kemudian datang seorang translator berdarah China. Beliau menanyakan siapa saja yang mampu mengoperasikan komputer. Dan dengan percaya diri aku ikut serta unjuk tangan ke atas. Ada empat orang yang akan di tes tapi sayang sekali sebelum tes, satu orang dari kami memilih mundur.Mungkin dia takut atau entah memang tak punya kepercayaan diri seperti aku saat itu.

Selanjutnya kami di bawa dengan sebuah mobil Avanza dengan nomor plat A1463F menuju ke sebuah kantor yang berada di lantai dua sebuah gedung. Kami pun masing-masing di sodori selembar dokumen yang benar-benar membuatku pusing dan hampir tak punya keberanian untuk melanjutkan tes. Aku diam sejenak berpikir harus mulai darimana, karena panas dingin tiba-tiba menyerang di sekujur tubuhku. Belum lagi komputer yang ku gunakan untuk tes itu berbahasa China. Masya  Allah makin tidak karuan  pikiran ku ini. Aku slalu berpikir bagaimana jika aku tak bisa?, dengan sekuat hati dan tenaga aku menenangkan diriku sendiri dan tetap tawakkal. Karena aku selalu berkeyakinan bahwa setiap pekerjaan harus tetap di pasrahkan pada Allah hingga hasil akhirnya. Detik demi detik, menit demi menit telah terlewati dengan badan yang gemetaran dan jantung yang berdegup kencang tak henti-hentinya.

Waktu tes komputer  telah selesai dan aku masih tak bisa berkata apa-apa karena aku di buat gugup tak berdaya oleh selembar dokumen perusahaan itu. Lalu kami di bawa menghadap bos China seorang bapak-bapak bernama Fu Yu Sheng .Sebenarnya aku tak terlalu menguasa tentang komputer,tapi niatku mengalahkan segalanya. Pasalnya sejak masih di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), aku punya impian ingin bisa menjadi wanita karier yang bekerja sebagai pegawai  di perkantoran. Dan akhirnya, hasil tes telah di tentukan dan hanya aku yang di terima dari tiga orang yang tes. Antara senang dan sedih, karena aku masih tak percaya bahwa aku benar-benar bisa mendapatkan seperti yang aku impikan,namun aku juga sedih telah terpisah bagian dari teman-teman serombonganku.Tapi aku harus tetap semangat.

Aku siap.Aku siap.Aku siap. Hari pertama bekerja aku sangat bersemangat seperti tokoh kartun Spongebob Squarpants yang slalu bersemangat tiap berangkat ke Krusty Crab untuk membuat Crabby petty. Saking semangatnya aku bangun terlalu pagi dan hasilnya aku sangat mengantuk ketika berada di kantor. Waktu itu aku tinggal di asrama yang di sediakan oleh management perusahaan. Entah mengapa hari pertama di kantor aku merasa sedih , karena nyatanya bekerja di kantor tak semudah yang kubayangkan. Berbagai masalah seringkali ku dengar di sekitarku, mulai dari kecelakaan di produksi  di bagian cutting dan dua jarinya terputus. Oh my god…!!! Aku mulai ngeri dengan keadaan itu,dan aku terus mengucapkan rasa syukurku karena aku berada di tempat yang aman yakni bukan di bagian produksi.

Masalah selanjutnya adalah ada seorang karyawan laki-laki yang di duga telah memalsukan tandatangan pada sebuah dokumen,dan akhirnya dia di pecat. Hatiku mulai resah mendengarnya. Syukur alhamdulillah orangtuaku senantiasa memberi motivasi lewat layang telepon setiap harinya dan selalu menenangkan segala kegundahanku. Seminggu pertama aku langsung dilanda demam tinggi, setiap malam menangis merasakan kepala yang begitu panas. Tapi aku tetap berangkat ke kantor, karena sejak awal masuk aku sudah bertekad tidak akan mengotori absen satu haripun. Dan benar  aku berhasil menyelesaikan tekad bulatku, selama satu tahun penuh aku tidak pernah tidak masuk walau di landa sakitpun.

Bulan demi bulan ku lalui dengan begitu berat. Pasalnya aku bekerja di sebuah kantor yang belum lama berdiri, semua sistem yang masih manual, peralatan akntor yang belum mencukupi dan sumber daya manusia yang terbatas. Aku harus berlari ketika harus menumpang print ke office lain karena printer di kantorku selalu di booking bagian salary yaitu yang mengurus penghitungan gaji di pabrik yang aku tempati. Aku sendiri yang berada di bagian Planning harus berhubungan dengan orang banyak diantaranya dengan orang-orang yang berada di kantor pusat PT.Nikomas Gemilang, dan juga dengan orang-orang staff di posko Bea Cukai khususnya di PT.Nikomas Gemilang juga. Hampir setengah hari waktuku habis untuk menunggu di kantor bea cukai,  karena kebetulan aku mendapat bagian pengiriman barang baik yang lokal maupun ekspor. Aku membuat dokumen atau berkas-berkas untuk mengirim barang hasil produksi pabrik yaitu Rubber Outsole dan Midsole.

Setiap hari di kejar deadline untuk pembuatan dokumen dan harus tepat waktu dalam pengiriman barang. Dan masalahku belum cukup sampai disitu, setiap hari selalu saja ada halangan dalam proses pekerjaanku, entah dari orang yang memberikan surat jalan, entah sewaktu aku mengajukan dokumen. Dan dikarenakan kantorku berjarak cukup  jauh dengan  kantor beacukai, yaitu sekitar satu kilometer. Jadi aku harus berusaha mencapai tujuan lebih awal, kadang aku mengendarai motor agar bisa kesana. Motor tersebut adalah milik boss ku yang juga berkebangsaan China. Maklum saja, aku dan teman kantorku hanya mampu meminjam karena faktanya kita tidak punya inventaris sebuah kendaraan bermotor, terkadang jika tidak ada motor, aku meminjam sepeda yang di sediakan oleh manajemen beberapa waktu lau untuk para karyawan yang hendak bepergian ke kantor pusat ataupun beacukai. Kemudian belum lagi saat menghadapi orang-orang staff pusat dna beacukai, selalu saja ada penghalang yakni ada yang galak, ada yang cuek, ada juga yang selalu mempersulit pekerjaan.

Entah kenapa setiap hari slalu ada air mata yang ku teteskan dalam menjalani kehidupan baruku ini, yakni kehidupan seorang yang beranjak dewasa. Aku slalu merindukan kehidupan anak sekolah yang masih ingin bermain ketika guru tidak hadir ataupun yang lain.

Setahun hingga dua tahun telah ku lewati walau berat hati ingin mengatakan kepada kedua orangtuaku bahwa aku ingin sekali lari dari tempat ini. Tapi hal itu tak pernah kulakukan karena aku punya tekad ingin membahagiakan mereka yaitu dengan bekerja dan bisa mengirimkan sebagian gajiku untuk membantu meringankan beban mereka. Karena aku punya tiga orang adik yang masih sekolah. Diathun kedua aku mulai ikut bergabung ke sebuah kepengurusan masjid di kawasan tempatku bekerja. Dan aku sangat terkejut karena baru ikut bergabung sudah langsung di tunjuk untuk menjadi sekretaris karena mereka tau aku bekerja di bagian kantor dan yang mereka tau aku bisa mengoperasikan komputer. Oh ya Allah lagi-lagi aku di buat tidak karuan, tapi aku bersyukur aku mendapat suatu kehormatan disitu dan aku mendapat teman-teman yang baik disana. Tentunya mereka begitu karena mereka tauh aku mempunyai kakak perempuan yang juga telah bergabung di kepengurusan masjid beberapa waktu lalu.

Kegiatan  yang ada di takmir begitu membuat aku tenang dan tak terlalu memikirkan yang namanya galau. Dan karena kedekatan aku bersama Ta’mir Masjid Al-Muhajirin 5 membuat aku tak bisa segera meninggalkan tempat ini. Keadaan dan kebersamaan mereka begitu berarti dan sulit untuk aku menjauh dari mereka. Karena pengalaman bertambah dan aku bisa slalu tersenyum bila bersama diantara mereka. Berbagai macam acara mulai dari tak’lim harian di masjid, hingga acara tabligh akbar yang di selenggarakan di stadion PT.NIKOMAS GEMILANG. Beberapa Ustadz papan atas juga kami undang  mulai dari Ustadz Jefri Al-Bukhori atau yang biasa di sebut Uje,yang kini sudah almarhum karena sebuah kecelakaan. Sungguh teramat merasa kehilangan sosok ustadz gaul “ya nggk coy..??” begitulah sedikitnyas kata-kata gaul yang familiar di telinga kita. Bahkan aku masih ingat ketika menghadiri acara pameran buku yang di gelar di Gelora Bung Karno,Senayan-Jakarta setiap tahunnya yang dikenal dengan “Islamic Book Fair (IBF)”. Kemudian kami juga menghadirkan ustadz kondang seperti Ustadz Soleh mahmud yang sering di sapa Ustadz Solmed yang juga membintangi sebuah sinetron religi bertajuk “Pesantren Rock ‘n Roll”. Berlanjut ke Ustadz Yusuf Mansur dengan buku terbitannya yang terkenal dengan tema Sedekah yaitu “The Miracle of Giving”. Aku sangat bangga dan sangat bersyukur untuk yang kesekian kalinya karena mendapat kehormatan untuk menjadi panitia dalam setiap acara tersebut. Oke…sudah cukup pamernya.hehehhe…

Bagai berkelana ke Negri China , karena jarak antara Jawa hingga ke Serang padahal tak begitu jauh, cukup ditempuh sehari semalam dengan naik bus,namun bisa berhari-hari saat mudik karena memang mudik identik dengan macet. Jarak yang tak seberapa menjadi sebegitu jauhnya karena nyatanya aku hanya bisa pulang sekali saja dalam setahun. Hampir setiap hari aku menderita rindu pada kedua orangtuaku dan juga adik-adikku serta kakak-kakakku di kampung halaman tercinta. Hanya bisa melayangkan suara lewat telepon genggam alias Handphone.Sampai saat sedang menulis tulisan ini yang ditugaskan oleh Kak Wayang dan Kak Tohir yang di undang untuk menjadi tutor dalam pelatihan Jurnalis yang diadakan oleh Yayasan Al-Muhajirin PT.Nikomas Gemilang, aku benar-benar merindukan keluargaku. Semoga Allah selalu melindungi mereka, aamiin…

Masalah demi masalah dalam lingkungan kantor slalu menjadi penghias yang slalu ada dalam pekerjaanku. Mulai dari ketidakcocokan antar sesama rekan kerja ,yang selalu membuat aku tak habis pikir adalah mengapa mereka ingin saling menjatuhkan di hadapan bos? Bahkan aku sendiri sering menjadi korban dari mereka, menyedihkan bukan ?prinsip yang aku pegang hanya satu yaitu bekerja dengan baik dan dengan semampu sekuat tenagaku karena aku ingin membantu meringankan beban kedua orangtuaku.Dan ayahku selalu mengajarkan aku agar aku tidak menyombongkan segala yang punya baik berupa materi ataupun pangkat yang aku punya.Tapi aku terus bersabar hanya demi orangtuaku yang setidaknya telah menaruh  harapan padaku agar beban mereka tidak terlalu berat.

Empat tahun sudah aku melewati hari-hari yang penuh liku-liku. Selama itu juga aku menaruh impian yang ingin sekali aku capai. Sebenarnya aku sudah berkali-kali mengutarakan niatku pada orangtuaku , tapi mereka tak kunjung memberi ijin padaku karena posisi saat itu adikku belum ada yang lulus SMA, Dan akhirnya aku hanya mampu bersabar ,beruntung masih ada kakakku saat itu, tapi setelah dia memutuskan untuk resign dari pekerjaannya, aku benar-benar merasa selalu sendiri. Aku sering menyesali sikap burukku yang sering aku tunjukkan padanya, aku sering menangis mengingat nya. Tapi yasudahlah, namanya penyesalan memang selalu datang di akhir, karena kalau datang di awal namanya pendaftaran. Hihihi……

Di tahun kelima masalah makin memuncak atau bahasa bekennya klimaks. Aku hampir mengundurkan diri dari pekerjaanku, dan itu pertama kalinya aku mengeluh pada kedua orangtuaku. Aku menyampaikan keluahan dengan nada terisak, terdengar suara ibuku yang juga sedikit terisak. Mungkin mereka sedih jika aku harus menjadi seorang pengangguran. Aku masih tetap bertahan dengan segala motivasi yang di berikan oleh kedua orangtuaku dan juga teman-teman baikku. Meski harus menerima amukan bos China di kantorku yang bisa di bilang seperti amukan seekor Singa. Sadiss… Namun di balik semua permasalahanku Allah ternyata menyiapkan kado yang indah buatku.Akhirnya aku bisa mewujudkan keinginanku yaitu melanjutkan studi ke bangku perkuliahan, aku kini seorang mahasiswi.Alhamdulillah……..dengan seijin orangtua yang senantiasa mendo’akanku dan juga tentunya dengan ridlo Allah. Seperti kata-kata yang selalu ada disampaikan dalam ceramah-ceramah agama “Ridlo Allah bergantung pada ridlo kedua orangtua, murka Allah juga murkanya orangtua”, begitu juga dalam sebuah Hadist yang di riwayatkan oleh Bukhari “Tangisan kedua orangtua termasuk kedurhakaan yang besar.” (HR. Bukhari , Adabul Mufrod halaman.31)

Banyak sekali yang ingin aku ceritakan. Namun kiranya cukup sampai disini kisah yang bisa ku bagikan pada pembaca yang insya Allah senantiasa dalam lindungan Allah. Semoga kita di berikan kemudahan dalam setiap urusan dan sukses dalam meniti hari-hari kita. Aamiin……..


Daaahh……………

FB : Inna Injana
IG  : @innainjana
YT : Miss Nay

Cerpen : Tentangku

Cerita Pendek (short story)

ini hanya cerita ya,,,
sebenernya lebih enak kalo langsung cuap2 sama temen atau keluarga,,  tapi sekarang lagi pengen pake tulisan biar bervariasi media ceritanya,, betul,,,??hehehe


this is about my self...
aku terlahir dari  keluarga sederhana, ayah ibuku berprofesi sebagai pedagang. aku anak keempat dari tujuh  bersaudara,,,hmmm  banyakya... ben rame lah  kalo lagi  kumpul...hehe

 sejak kecil ayah ibu tak pernah membiasakan  kehidupan yang mewah pada anak-anaknya...tapi  dari situ aku  slalu belajar menghargai jerih payah orangtua dan tentunya lebih menghargai hidup...

aku sekolah  mulai dari SD, gak pake TK, setelah SD masuk Madrasah  Tsanawiyah,lanjut masuk Madrasah Aliyah, setelah lulus aku  langsung merantau ke PT.POU  CHEN INDONESIA alias PT. NIKOMAS GEMILANG,,

pengen nya lanjut ke  Universitas,tapi  apa  daya jua belum kesampean, mohon do'anya smoga bisa  nyicip  bangku kuliah,,aamiin....
hihihi

kiranya cukup  segitu perkenalannya,,
yang berkenan baca ya Alhamdulillah...

salam   senyum semangat.
SemangKA (Semangat Karena Allah)



FB : Inna Injana
IG  : @innainjana
YT : Miss Gulajawa