Monday, 23 March 2020

Cerpen : Berkelana Ke Ranah Orang China

BERKELANA KE RANAH ORANG CHINA

                Seperti bernostalgia ke masa sebelum merdeka. Aku memulai perjalanan ke ranah orang China sejak tahun 2010 lalu. Kedengarannya belum terlalu lama, tapi merasakan pahit manis asin asam hidup selama empat tahun di perantauan adalah waktu yang cukup lama bagiku. Berbagai macam rasa telah kualami, seperti iklan permen “nano-nano” yang menawarkan berbagai macam rasa dalam satu bungkus permen. Begitu juga dengan dunia yang menawarkan berjuta rasa dalam menjalani hidup ini.

            Tepatnya pada hari kamis malam jum’at aku dan beberapa orang dari berbagai kecamatan hingga kabupaten dalam satu rombongan bus berangkat dari kota Kudus dimana ada sebuah yayasan yang khusus menyalurkan tenaga kerja ke PT.Nikomas Gemilang.

            Keesokan harinya kamipun sampai di tempat tujuan, saat matahari belum memunculkan dirinya kehadapan kami. Kami di tampung di sebuah ruangan besar dan terbaca jelas olehku ada tulisan Kantin Adidas. Percaya atau tidak, tempat itu sangat asing buatku. Wajar saja, pasalnya ini pertama kalinya aku menapakkan kaki keluar dari rumah dan bisa di bilang aku menjadi perantau.

            Akhirnya tiba saatnya untuk tes dan interview. Semua orang baik dari rombongan atau yang baru datang yang mungkin asli berdomisili di kota Serang telah siap dan berkumpul dengan rapi di lokasi bernama kantin tersebut. Dimulai dengan tes secara tertulis dan kemudian di lanjutkan dengan tes ujian praktek khusus komputer. Tak lama kemudian datang seorang translator berdarah China. Beliau menanyakan siapa saja yang mampu mengoperasikan komputer. Dan dengan percaya diri aku ikut serta unjuk tangan ke atas. Ada empat orang yang akan di tes tapi sayang sekali sebelum tes, satu orang dari kami memilih mundur.Mungkin dia takut atau entah memang tak punya kepercayaan diri seperti aku saat itu.

Selanjutnya kami di bawa dengan sebuah mobil Avanza dengan nomor plat A1463F menuju ke sebuah kantor yang berada di lantai dua sebuah gedung. Kami pun masing-masing di sodori selembar dokumen yang benar-benar membuatku pusing dan hampir tak punya keberanian untuk melanjutkan tes. Aku diam sejenak berpikir harus mulai darimana, karena panas dingin tiba-tiba menyerang di sekujur tubuhku. Belum lagi komputer yang ku gunakan untuk tes itu berbahasa China. Masya  Allah makin tidak karuan  pikiran ku ini. Aku slalu berpikir bagaimana jika aku tak bisa?, dengan sekuat hati dan tenaga aku menenangkan diriku sendiri dan tetap tawakkal. Karena aku selalu berkeyakinan bahwa setiap pekerjaan harus tetap di pasrahkan pada Allah hingga hasil akhirnya. Detik demi detik, menit demi menit telah terlewati dengan badan yang gemetaran dan jantung yang berdegup kencang tak henti-hentinya.

Waktu tes komputer  telah selesai dan aku masih tak bisa berkata apa-apa karena aku di buat gugup tak berdaya oleh selembar dokumen perusahaan itu. Lalu kami di bawa menghadap bos China seorang bapak-bapak bernama Fu Yu Sheng .Sebenarnya aku tak terlalu menguasa tentang komputer,tapi niatku mengalahkan segalanya. Pasalnya sejak masih di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), aku punya impian ingin bisa menjadi wanita karier yang bekerja sebagai pegawai  di perkantoran. Dan akhirnya, hasil tes telah di tentukan dan hanya aku yang di terima dari tiga orang yang tes. Antara senang dan sedih, karena aku masih tak percaya bahwa aku benar-benar bisa mendapatkan seperti yang aku impikan,namun aku juga sedih telah terpisah bagian dari teman-teman serombonganku.Tapi aku harus tetap semangat.

Aku siap.Aku siap.Aku siap. Hari pertama bekerja aku sangat bersemangat seperti tokoh kartun Spongebob Squarpants yang slalu bersemangat tiap berangkat ke Krusty Crab untuk membuat Crabby petty. Saking semangatnya aku bangun terlalu pagi dan hasilnya aku sangat mengantuk ketika berada di kantor. Waktu itu aku tinggal di asrama yang di sediakan oleh management perusahaan. Entah mengapa hari pertama di kantor aku merasa sedih , karena nyatanya bekerja di kantor tak semudah yang kubayangkan. Berbagai masalah seringkali ku dengar di sekitarku, mulai dari kecelakaan di produksi  di bagian cutting dan dua jarinya terputus. Oh my god…!!! Aku mulai ngeri dengan keadaan itu,dan aku terus mengucapkan rasa syukurku karena aku berada di tempat yang aman yakni bukan di bagian produksi.

Masalah selanjutnya adalah ada seorang karyawan laki-laki yang di duga telah memalsukan tandatangan pada sebuah dokumen,dan akhirnya dia di pecat. Hatiku mulai resah mendengarnya. Syukur alhamdulillah orangtuaku senantiasa memberi motivasi lewat layang telepon setiap harinya dan selalu menenangkan segala kegundahanku. Seminggu pertama aku langsung dilanda demam tinggi, setiap malam menangis merasakan kepala yang begitu panas. Tapi aku tetap berangkat ke kantor, karena sejak awal masuk aku sudah bertekad tidak akan mengotori absen satu haripun. Dan benar  aku berhasil menyelesaikan tekad bulatku, selama satu tahun penuh aku tidak pernah tidak masuk walau di landa sakitpun.

Bulan demi bulan ku lalui dengan begitu berat. Pasalnya aku bekerja di sebuah kantor yang belum lama berdiri, semua sistem yang masih manual, peralatan akntor yang belum mencukupi dan sumber daya manusia yang terbatas. Aku harus berlari ketika harus menumpang print ke office lain karena printer di kantorku selalu di booking bagian salary yaitu yang mengurus penghitungan gaji di pabrik yang aku tempati. Aku sendiri yang berada di bagian Planning harus berhubungan dengan orang banyak diantaranya dengan orang-orang yang berada di kantor pusat PT.Nikomas Gemilang, dan juga dengan orang-orang staff di posko Bea Cukai khususnya di PT.Nikomas Gemilang juga. Hampir setengah hari waktuku habis untuk menunggu di kantor bea cukai,  karena kebetulan aku mendapat bagian pengiriman barang baik yang lokal maupun ekspor. Aku membuat dokumen atau berkas-berkas untuk mengirim barang hasil produksi pabrik yaitu Rubber Outsole dan Midsole.

Setiap hari di kejar deadline untuk pembuatan dokumen dan harus tepat waktu dalam pengiriman barang. Dan masalahku belum cukup sampai disitu, setiap hari selalu saja ada halangan dalam proses pekerjaanku, entah dari orang yang memberikan surat jalan, entah sewaktu aku mengajukan dokumen. Dan dikarenakan kantorku berjarak cukup  jauh dengan  kantor beacukai, yaitu sekitar satu kilometer. Jadi aku harus berusaha mencapai tujuan lebih awal, kadang aku mengendarai motor agar bisa kesana. Motor tersebut adalah milik boss ku yang juga berkebangsaan China. Maklum saja, aku dan teman kantorku hanya mampu meminjam karena faktanya kita tidak punya inventaris sebuah kendaraan bermotor, terkadang jika tidak ada motor, aku meminjam sepeda yang di sediakan oleh manajemen beberapa waktu lau untuk para karyawan yang hendak bepergian ke kantor pusat ataupun beacukai. Kemudian belum lagi saat menghadapi orang-orang staff pusat dna beacukai, selalu saja ada penghalang yakni ada yang galak, ada yang cuek, ada juga yang selalu mempersulit pekerjaan.

Entah kenapa setiap hari slalu ada air mata yang ku teteskan dalam menjalani kehidupan baruku ini, yakni kehidupan seorang yang beranjak dewasa. Aku slalu merindukan kehidupan anak sekolah yang masih ingin bermain ketika guru tidak hadir ataupun yang lain.

Setahun hingga dua tahun telah ku lewati walau berat hati ingin mengatakan kepada kedua orangtuaku bahwa aku ingin sekali lari dari tempat ini. Tapi hal itu tak pernah kulakukan karena aku punya tekad ingin membahagiakan mereka yaitu dengan bekerja dan bisa mengirimkan sebagian gajiku untuk membantu meringankan beban mereka. Karena aku punya tiga orang adik yang masih sekolah. Diathun kedua aku mulai ikut bergabung ke sebuah kepengurusan masjid di kawasan tempatku bekerja. Dan aku sangat terkejut karena baru ikut bergabung sudah langsung di tunjuk untuk menjadi sekretaris karena mereka tau aku bekerja di bagian kantor dan yang mereka tau aku bisa mengoperasikan komputer. Oh ya Allah lagi-lagi aku di buat tidak karuan, tapi aku bersyukur aku mendapat suatu kehormatan disitu dan aku mendapat teman-teman yang baik disana. Tentunya mereka begitu karena mereka tauh aku mempunyai kakak perempuan yang juga telah bergabung di kepengurusan masjid beberapa waktu lalu.

Kegiatan  yang ada di takmir begitu membuat aku tenang dan tak terlalu memikirkan yang namanya galau. Dan karena kedekatan aku bersama Ta’mir Masjid Al-Muhajirin 5 membuat aku tak bisa segera meninggalkan tempat ini. Keadaan dan kebersamaan mereka begitu berarti dan sulit untuk aku menjauh dari mereka. Karena pengalaman bertambah dan aku bisa slalu tersenyum bila bersama diantara mereka. Berbagai macam acara mulai dari tak’lim harian di masjid, hingga acara tabligh akbar yang di selenggarakan di stadion PT.NIKOMAS GEMILANG. Beberapa Ustadz papan atas juga kami undang  mulai dari Ustadz Jefri Al-Bukhori atau yang biasa di sebut Uje,yang kini sudah almarhum karena sebuah kecelakaan. Sungguh teramat merasa kehilangan sosok ustadz gaul “ya nggk coy..??” begitulah sedikitnyas kata-kata gaul yang familiar di telinga kita. Bahkan aku masih ingat ketika menghadiri acara pameran buku yang di gelar di Gelora Bung Karno,Senayan-Jakarta setiap tahunnya yang dikenal dengan “Islamic Book Fair (IBF)”. Kemudian kami juga menghadirkan ustadz kondang seperti Ustadz Soleh mahmud yang sering di sapa Ustadz Solmed yang juga membintangi sebuah sinetron religi bertajuk “Pesantren Rock ‘n Roll”. Berlanjut ke Ustadz Yusuf Mansur dengan buku terbitannya yang terkenal dengan tema Sedekah yaitu “The Miracle of Giving”. Aku sangat bangga dan sangat bersyukur untuk yang kesekian kalinya karena mendapat kehormatan untuk menjadi panitia dalam setiap acara tersebut. Oke…sudah cukup pamernya.hehehhe…

Bagai berkelana ke Negri China , karena jarak antara Jawa hingga ke Serang padahal tak begitu jauh, cukup ditempuh sehari semalam dengan naik bus,namun bisa berhari-hari saat mudik karena memang mudik identik dengan macet. Jarak yang tak seberapa menjadi sebegitu jauhnya karena nyatanya aku hanya bisa pulang sekali saja dalam setahun. Hampir setiap hari aku menderita rindu pada kedua orangtuaku dan juga adik-adikku serta kakak-kakakku di kampung halaman tercinta. Hanya bisa melayangkan suara lewat telepon genggam alias Handphone.Sampai saat sedang menulis tulisan ini yang ditugaskan oleh Kak Wayang dan Kak Tohir yang di undang untuk menjadi tutor dalam pelatihan Jurnalis yang diadakan oleh Yayasan Al-Muhajirin PT.Nikomas Gemilang, aku benar-benar merindukan keluargaku. Semoga Allah selalu melindungi mereka, aamiin…

Masalah demi masalah dalam lingkungan kantor slalu menjadi penghias yang slalu ada dalam pekerjaanku. Mulai dari ketidakcocokan antar sesama rekan kerja ,yang selalu membuat aku tak habis pikir adalah mengapa mereka ingin saling menjatuhkan di hadapan bos? Bahkan aku sendiri sering menjadi korban dari mereka, menyedihkan bukan ?prinsip yang aku pegang hanya satu yaitu bekerja dengan baik dan dengan semampu sekuat tenagaku karena aku ingin membantu meringankan beban kedua orangtuaku.Dan ayahku selalu mengajarkan aku agar aku tidak menyombongkan segala yang punya baik berupa materi ataupun pangkat yang aku punya.Tapi aku terus bersabar hanya demi orangtuaku yang setidaknya telah menaruh  harapan padaku agar beban mereka tidak terlalu berat.

Empat tahun sudah aku melewati hari-hari yang penuh liku-liku. Selama itu juga aku menaruh impian yang ingin sekali aku capai. Sebenarnya aku sudah berkali-kali mengutarakan niatku pada orangtuaku , tapi mereka tak kunjung memberi ijin padaku karena posisi saat itu adikku belum ada yang lulus SMA, Dan akhirnya aku hanya mampu bersabar ,beruntung masih ada kakakku saat itu, tapi setelah dia memutuskan untuk resign dari pekerjaannya, aku benar-benar merasa selalu sendiri. Aku sering menyesali sikap burukku yang sering aku tunjukkan padanya, aku sering menangis mengingat nya. Tapi yasudahlah, namanya penyesalan memang selalu datang di akhir, karena kalau datang di awal namanya pendaftaran. Hihihi……

Di tahun kelima masalah makin memuncak atau bahasa bekennya klimaks. Aku hampir mengundurkan diri dari pekerjaanku, dan itu pertama kalinya aku mengeluh pada kedua orangtuaku. Aku menyampaikan keluahan dengan nada terisak, terdengar suara ibuku yang juga sedikit terisak. Mungkin mereka sedih jika aku harus menjadi seorang pengangguran. Aku masih tetap bertahan dengan segala motivasi yang di berikan oleh kedua orangtuaku dan juga teman-teman baikku. Meski harus menerima amukan bos China di kantorku yang bisa di bilang seperti amukan seekor Singa. Sadiss… Namun di balik semua permasalahanku Allah ternyata menyiapkan kado yang indah buatku.Akhirnya aku bisa mewujudkan keinginanku yaitu melanjutkan studi ke bangku perkuliahan, aku kini seorang mahasiswi.Alhamdulillah……..dengan seijin orangtua yang senantiasa mendo’akanku dan juga tentunya dengan ridlo Allah. Seperti kata-kata yang selalu ada disampaikan dalam ceramah-ceramah agama “Ridlo Allah bergantung pada ridlo kedua orangtua, murka Allah juga murkanya orangtua”, begitu juga dalam sebuah Hadist yang di riwayatkan oleh Bukhari “Tangisan kedua orangtua termasuk kedurhakaan yang besar.” (HR. Bukhari , Adabul Mufrod halaman.31)

Banyak sekali yang ingin aku ceritakan. Namun kiranya cukup sampai disini kisah yang bisa ku bagikan pada pembaca yang insya Allah senantiasa dalam lindungan Allah. Semoga kita di berikan kemudahan dalam setiap urusan dan sukses dalam meniti hari-hari kita. Aamiin……..


Daaahh……………

FB : Inna Injana
IG  : @innainjana
YT : Miss Nay

No comments:

Post a Comment